SKENARIO SEDERHANA : JALAN PULANG
FIRASAT 2
JALAN PULANG
JALAN PULANG
Sebuah
scenario by: Obie Batama Putra
Sinopsis
Hasan adalah anak tunggal dari keluarga
yang amat sederhana, melihat kedaan keluarga yang demikian Hasan berniat untuk
pergi merantau mencari pekerjaan di kota. Berbekalkan dengan uang seadanya, tak
lama ia di tanah perantauan ia tidak tau harus berbuat apa dan mau tinggal
dimana. Maka ia putuskan untuk mengekost di kost termurah dan mengerjakan
apapun pekerjaan yang bisa menghasilkan uang. Semula Hasan bekerja sebagai
tukang parkir dan berselang satu minggu ia mendapat kabar kalau Ibunya
meninggal dunia, Hasan hancur. Tetapi ia tidak bisa pulang ketika menyadari
uang yang ada ditangannya belum bisa untuk membayar transportasi. Maka dengan
perasaan Hancur Hasan melanjutkan perjuangan mencari uang dan tak lama iapun
mendapatkan pekerjaan sabagai buruh kasar disebuah pabrik namun tak berselang
lama ia dipecat. Entah apa sebabnya.
Suatu pagi ketika Hasan baru Hendak
berangkat mencari pekerjaan bapak menelpon, menanyakan “kapan Hasan pulang?”
pada hari itu Hasan masih Fokus mencari pekerjaan namun Nihil di perjalanan
Hasan menemukan banyak pengalaman aneh, sebuah firasat yang pada ahirnya
membukakan hidayah kepadanya, yakni bayangan bapak yang melambai-lambai di muka
Masjid. ternyata benar suatu sore yang kacau setelah mendapatkan kesialan di
peras preman semua uangnya.Hasan mendapat Kabar kalau Bapak di Kampung telah
meninggal dunia. Keadaan kalut semakin kalut, hasan Hancur, Lumpuh pada suatu
ke kacauan Hasan Memilih untuk bunuh diri terjun dari jambatan yang tinggi,
tetapi lagi-lagi Firasat yang sedari siang tadi mengikiti menyadarkannya untuk
mengingat Allah Yang Maha Adil.
kali ini tak ada lagi untuk Hasan, untuk
tetap bertahan di tanah perantauan, sebab ia benar-benar sudah kehilangan
semuanya. Satu persatu orang yang ia sayangi di dunia ini pergi. Pergi utuk
selama-lamanya.
Setelah dirundung kedukaan itu keesokan
Harinya Hasan memilih untuk pulang menyambangi tanah kelahirannya dan tanah
yang memendam jasad kedua orang tuannya. Di perjalanan pulang Hasan melintasi
banyak kenangan sewaktu pertama kali pergi keperantauan, pada jalan-jalan yang
pernah ia lewati. Kenangan manis bersama kedua orang tuannyapun membayang di
perjalannya menuju pulang.
Di perjalanan pulang Hasan lagi-lagi menemui
firasat aneh itu lagi, ia merasa ada dua orang yang selalu mengkuti langkahnya
tetapi ketika di toleh kebelekang ternyata tidak ada apa-apa. Hingga beberapa
kali.
Tibalah Hasan di sebuah persimpangan, ia
melihat meliahat orang ramai, entah tengah mengerumuni siapa. Hasan acuh saja
dan terus menjalani perjalanan yang masih sangat jauh menuju kampung
halamannya. Dari pagi ke siang. Dari saiang ke Sore baru lah Hasan sampai
kepersimpangan kampung. Namun di dapati tak satupun yang menghiraukan
kepulangan Hasan, di depan Rumahnya Hasan terkejut kenapa dirumahnya ramai
orang?. Kemudian ia bertemu sahabatnya kemudia menannyakan “ada apa” namun
sahabatnya tidak menggubris sedikitpun alhasil Hasan bergegas menuju Rumah dan
betapa terkejutnya Hasan ketika mendapati yang meninggal adalah .....
Di tengah keterkejutan dan ketidak percayaan
itu Hasan terbayang tentang di JALAN
PULANG tadi sebuah tragedi yang merenggut nyawa. Kemudian sebuah tangan
menepuk bahunya seketika Hasan menoleh dan tekejut lagi mendapati bahwa yang
menepuknya adalah kedua orang bersenyum ramah dengan pakaian serba putih. Yakni
mendiang ibu dan bapaknya.
SCENE
:1 / EXT / PAGI
Sebuah scene yang memperlihatkan seorang
tokoh utama. Hasan. Yang berjalan dengan pakaian sederhannya membawa tas dan
plastik ditangannya.
Melewati
bebarapa jalan kota yang ramai kendaraan dan pasar sang padat merayap (montage)
Di
iringi sebuah narasi.
(HASAN)
Di dalam hidup ini kita akan
menemui banyak perjumpaan dan banyak perpisahan. Semua telah di takdirkan tuhan
tetapi kita tidak tahu itu kapan. Kehidupan adalah menjalani berjuta
kemungkinan.
Sekarang aku sadar ketika aku
pergi jauh merantau nyatanya aku tidak benar-benar pergi sendirian melainkan
yang di tinggalakn juga turut pergi meninggalkanku. Setelah banyak merasi
kepergian maka hari ini aku pulang.
Transisi
gelap, kemudian terdengar suara kecelakaan selanjutnya diiringi tulisan JALAN PULANG
Cut
to :
SCENE
:2 / EXT / SIANG
Sebuah scene yang merekam perjalanan Hasan
ketika hendak pergi merantau.
(montage)
1. Hasan berpamitan dengan kedua orang tuanya
2. Hasan tiba di kota
3. Hasan menjadi tukang parkir
4. Jadi kuli
5. Mendapat kabar ibunya meninggal
6. Hasan di jalan kota dan rambu-rambu lalu
lintas
7. Lemah ingin pulang tapi blm cukup uang
Di
iringi Narasi
( Hasan )
Dunia hanya bersifat sementara,
namun untuk menjalani kesementaraan itu aku rela menjadi apapun supaya tetap
bertahan dalam kehidupan ini, aku rela meninggalkan kedua orang tua ku yang
pada akhirnya mereka yang meninggalkanku telebih dahulu, dunia penuh dengan
rambu-rambu disetiap jalannya ada saja peristiwa yang menguatkan adapula yang
melemahkan.
Cut to :
SCENE
:3 / EXT / SIANG-menjelang zuhur
Scene yang memperlihatkan seorang
Hasan yang tengah beralan kaki di bawah terik matahari menuju pulang, sembari
terus berjalan Hasan teringat kenangan-kenangan.
(Montage)
1. Melintasi
Jambatan kemudian flashback
2. Flashback kenangan bersama bapak di
kampung
3. Flashback kenangan di kampung bersama
ibu
4. Melintasi
gang dan keluar gang
5. Flashback kabar meninggalnya ibu
6. kabar
meningganya bapak
7. adzan zuhur
Hasan Solat
Diiringi Narasi ( Hasan )
Perjalanan telah mengajarkanku bahwa
sejauh-jauhnya aku pergi namun tujuannya adalah hanya untuk kembali, seperti
bapak dan ibu mereka telah kembali kepada yang punya kehidupan ini. Apa yang
telah ku alami ku jadikan pengalaman dan pelajaran, hari ini adalah sebuah
usahaku menyambangi semua kenangan di kampung halaman
Cut to :
SCENE
:4 / EXT / SIANG-menjelang Ashar
Scene
yang meperlihatkan runtutan kisah perjalannya pulang.
(montage)
1. hasan di
perjalanan
2. memperhatikan
uang untuk menambang kendaraan namun ia urungkan karena sangat tidak
memungkinkan
3. lanjut
berjalan
4. Hasan
merasa ada dua orang mengikutinya beberapa kali namun ketika menoleh tidak ada
siapa-siapa. Hasan merasakan firasat tidak enak
Cut to :
SCENE
:5 / EXT kota / SIANG-menjelang Ashar
Sebuah scene yang memperlihatkan
sebuah kejadian dimana dua orang yang pernah dikenalnya kembali muncul di depan
matanya, yakni bapak tukang ojek yang mengantarkan penumpang tetapi helmnya
hampir dibawa, tak lama setelah itu tukan ojek bertemu seorang preman yang dulu
pernah memeras uangnya dan hari itu preman memeras uang tukan ojek dengan mengangkat
krah bajunya dan membentaknya, mau tak mau tukang ojek memberikan uangnya, dan
preman merampasnya lalu pergi.
Menampilkan flashback scene ketika Hasan
ngojek dan di peras uangnya oleh preman
Kemudian
ada sebuah lakalantas entas siapa yang mengalami. Orang ramai mengerubungi.
Hasan acuh
Setelah itu Hasan lanut berjalan
Cut to :
SCENE
:5 / EXT di kampung / SIANG-menjelang sore
Hasan berlari-lari ingin cepat
pulang dari setapak lalu kesebuah gang dan ahirnya sampai di depan Rumah, Hasan
terkejut dan Heran ada ada bendera kematian di depan rumahnya padahal bapak
sudah hampir 3 hari di kuburkan. Terlihat di dalam rumah orang-orang berpakaian
putih ada sedang membacakan yasin di depan mayat. Hasan Heran siapa yang
meninggal dirumahnya ahirnya Hasan menepuk pundak sahabatnya dan bertanya
tetapi ia tak hiarau.
Sunggu
betapa terkejutnya Hasan ternyata yang terbujur kaku dan pucat adalah dirinya
sendiri, Hasan tidak percaya akan semua kejadian ini.
FLASBACK
: CUT TO
Sebuah scane yang memperlihatkan
ternyata yang mengalami lakalantas tadi adalah Hasan yang mengakibatkan
melayannya nyawa Hasan.
Hasan tidak percaya dan tidak
terima, kemudian sebuah tangan Hangat mendarat di pundaknya. Hasan menoleh
ternyata kedua orang tuannya, tersenyum. Lalu membawa hasan
Transisi
cahaya terang
CUT To
SCENE
:5 / EXT selasar Masjid / SIANG-Zuhur
Seorang
pemuda beramah tamah dengan Hasan, karna pemuda ini pernah berjumpa dengannya.
Kemudia berbincanglah
Pemuda
Eh,
saudare lagi. Gitu dong saudara solat kita di dunia ini Cuma sementara yang
abadi itu di akhirat, maka selama hidup solatlah kita, sebab yang pertama kali
di hisab adalah Amal solat kita. Jika baik solat kita maka baik lah amalan kita yang
lainnya begitupun sebaliknya jika buruk solat kita maka buruk jugalah amalan
kita yang lainnya.
Dan
satu lagi saudare, kullu nafsin dzaikotul maut setiap yang hidup pasti
menjumpai kematian. Kematian itu bukan ahir saudara tapi awal dari kehidupan
yang tiada ahir. Eh saudara diam aje dari tadi ni, sauadara masih idup kan haha,
becanda
(Hasan diam
saribu Bahasa)
Karena bualannya tak di tanggapi
oleh Hasan pemuda itupun mengajak Hasan berdiri dan ia melangkah lebih dulu,
ternyata setelah menoleh kebelakang Hasan sudah tidak ada.
Komentar
Posting Komentar