RESENSI NOVEL KAMI BUKAN SARJANA KERTAS DAN KAMI BUKAN JONGOS BERDASI
RESENSI
Latar Belakang Penulisan Resensi
Pada Januari ke 19 ditahun baru yakni tahun 2020, saya
atas nama Obie Batama Putra Selaku penulis baru saja selesai menjalani ujian di
perkuliahan semester lima, Selama libur semester yang lebih kurang dua pekan
lamanaya, saya tidak kemana-mana paling hanya pulang kampung selama kurang
lebih dua hari selanjutnya saya melanjutkan kegiatan yakni bekerja di tanah
rantau diseberang kabupaten yang kurang lebih dua jam perjalanan menggunakan
sepeda motor.
Hampir satu pekan berlalu beberapa diantara kami ada
yang fokus kerja ada juga yang liburan, saya termasuk orang yang bisa dikatakan
fokus bekerja, anggap aja begitu haha
walaupun kenyataannya sering juga kesana kemari mengobati jenuh walaupun tidak
begitu lama. Nah latar belakang saya menulis resensi novel ini adalah karena
saya merasa liburan saya tidak ada ubahnya buang-buang waktu dan tak
menghasilkan apa-apa selain dari gaji yang kadang tak jelas ini. Maka sebagai
seorang yang menyukai fiksi eh tepatnya cerita, saya mencoba liburan lintas
imajinasi melalui buku novel fiksi yang saya pinjam dari teman perempuan saya
yang juga suka membaca selanjutnya saya resensi lalu rencananya mau di
publikasikan di blog sederhana saya, yang alhamdulillah tulisan resensi novel
adalah yang paling banyak dibaca (mungkin cuma dibuka lalu di copas untuk tugas
bahasa Indonesia) tapi walaupun begitu saya amat senang karena sekian lama tida
buka blog sederhana saya itu ketika melihat pembacanya tembus tiga ribu lebih,
perasaan saya amat girang dan tambah bersemangat.
Ada banyak hal juga yang saya alami selama membaca
tuntas novel-novel ini cerita-cerita hidup yang selalu dialami, mulai dari
pekerjaan, pendidikan dan lebih runyam lagi kisa asmara saya. Gini
ceritanya.....ah ini bukan tempat curhat, gajadi deng.
Nah dalam tulisan resensi kali ini saya menulis dua
novel sekaligus yakni novel Kami bukan Sarjana Kertas dan Kami Bukan Jongos
Berdasi.
Agar liburan kali ini produktif saya mencoba kembali
meresensi sebuah novel siapa tahu dari iseng-iseng seneng bisa mendapatkan sesuatu,
hahaha intinya mah ikhlas dulu ye
kan....walaupun ga dapat (barangkali belom) royalti setidanya ini jadi bukti
bahwa saya pernah hidup di tahun 2020 dan membuat sebuah resensi. Tanpa banyak
cakap lagi, payohlah kita baca resensi saya..selamat membaca....
Judul Buku : Kami (Bukan) Sarjana Kertas
Penulis : J.S. Khairen
Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta
Tahun
Terbit : 2019
Jenis Buku : Novel Fiksi
Jumlah
Halaman : 355 Halaman
Kenali dulu penulisnya
Jombang Santani Khairen, disingkat
J.S. Khairen, adalah salah satu mahasiswa yang beruntung ketika kuliah di
Fakultas Ekonomi UI. Dia sempat menjadi asisten dosen terkenal, Rhenald Kasali.
Tahun 2012, ketika masih kuliah, Jombang termasuk mahasiswa yang harus
mengembara ke luar negeri untuk tugas mata kuliah Pemasaran Internasional.
Dunia menulis bukan hal
baru bagi Jombang. Sebelum 30 Paspor, dia telah menulis tiga novel: Karnoe
(2014), Bunda Lisa (2015), dan Ninevelove (2016). Juga pada tahun 2019 ini ia
melahirkan dua novel yang saat ini di resensi.
“ Terkadang apa yang kita harapkan, apa yang
kita perjuangkan, tidak sesuai dengan kenyataan. Disitulah seninya hidup”
Novel KBSK ini adalah sebuah buku yang menceritakan tentang kehidupan
para mahasiswa yang berkuliah dikampus swasta yakni Unipersitas Daulat Eka
Laksana atau disingkat UDEL dari berbagai jurusan ada dari jurusan komunikasi
ada juga yang dari jurusan ekonomi dan ada pula yang dari jurusan arsitektur.
Meski beda jurusan mereka dipersatukan oleh program yang baru dilaksanakan
kampus UDEL yakni bimbingan konseling kelompok yang terdiri dari beberapa
mahasiswa diantaranya ada Ogi. M seorang mahasiswa botak yang payah menangkap
pembelajaran ada Randi Jauhari (Ranjau) teman dekatnya Ogi seorang yang ganteng dan punya semangat
luar biasa untuk kuliah dan dialah yang mengajak Ogi untuk berkuliah,
selanjutnya ada Arko seorang yang menyukai dunia Fotografi, dan ada Gala yang
seorang anak orang kaya disamping itu juga ada tokoh perempuan yakni Sania
seorang penyanyi, ada Juwisa seorang perempuan berkerudung satu lagi ada
Cetherine mahasiswi yang ahirnya lanjutkan kuliah ke Belanda terakhir ada tokoh
ibu dosen cantik bernama Lira Estrini seorang sarjanakekayasa genetika yang
menjadi dosen bimbingan konseling para mahasiswa UDEL ini.
Novel ini terdiri dari
empat babak dan tiap babak tediri dari beberapa episode. Jumlah keseluruhan
dari semua adalah 35 episode. Membahas dari kisah kisah umum anak kuliahan,
mulai dari memilih kampus mana, tentang keluarga, tentang depresi atas bebagai
masalah dalam kehidupan keluarga, ditinggal orang orang tua, dipaksa menikah,
kekuarangan biaya, mencari kerjaan disamping berkuliah, Asmara, tantangan dari
ayah, dipaksa pindah kuliah, mengikuti perlombaan konsep bisnis, tersandung kasus
narkoba, memilih jalan sukses yang lain, kisah kukerta di desa Pojok Salak
Merah, mencari pekerjaan setelah kuliah dan masih banyak lagi kisah-kisah yang
ada didalam novel ini dan terakhir novel ini ditutup dengan epilog di episode
35 dengan kepulangan si botak bodoh Ogi yang telah sukses di Amerika. Kemudian
bersambung ke novel Kami Bukan Jongos Berdasi
Judul Buku : Kami (Bukan) Jongos Berdasi
Penulis : J.S. Khairen
Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta
Tahun
Terbit : 2019
Jenis Buku : Novel Fiksi
Jumlah
Halaman : 409 Halaman
“Boleh saja ada
seribu orang yang tak percaya pada impianmu. Tapi pastikan dari seribu orang
itu, dirimu sendiri bukan salah satunya”
Novel ini terdiri dari lima babak dan 48
episode dengan judul yang hampir sama dengan novel pertamanya yakni dengan
judul Kami Bukan Jongos Berdasi (KBJB)
merupakan sebuah novel sambungan dari kisah mahasiswa-mahasiswa UDEL ada yang
sarjana tepat waktu ada juga yang di DO dan ada yang belum juga lulus-lulus
karena mengejar impiannya..
Selepas tamat
di kampus UDEL mereka melanjutkan hidup didunia kerja, seperti halnya Randi
yang telah bekerja sebagai wartawan, Sania juga bekerja di sebuah Bank
sementara Juwisa si ubin Masjid juga bekerja sembari mencari beasiswa untuk S2.
Gala, disamping mengejar impiannya yang ingin membangun sekolah-sekolah ahirnya
ia menikahi pacarnya, sementara Cathrine berencana melanjutkan S2 lagi.
Setelah
berbagai masalah yang mereka alami didunia kerja dan seteru antara sesama rekan
kerja ahirnya mereka bisa perlahan demi perlahan dapat menggapai impian meraka,
Juwisa juga kembali bersemangat pasca tragedi nahas yang menimpanya, untuk
melanjutkan kembali menggapai mimpinya ..
Ogi adalah
mahasiswa UDEL yang di DO pada semester dua, kemudia ia melanglang buana
mencari dan mengejar impiannya hingga sukses diluar negeri dan membawa ide-ide
brilian ketika pulang keindonesia. Dan yang belum juga lulus-lulus adalah Arko
namun setelah 12 semester ia ahirnya juga sarjana namun di kampus yang berbeda.
Cerita di novel kedua J.S.Khairen ini ditutup dengan tercapainya impian Sania
sabagai penyanyi dan epilog yang akan menjadi penyambung ke novel ketiga yakni
Kami bukan Generasi Bac*t.
Kelebihan Novel
Novel KBSK dan KBJB ditulis dengan bahasa kekinian
yang mudah ditangkap oleh kalangan anak muda jaman sekarang ini. Dilengkapi dengan
quote-quote ditiap episodenya tema yang dibawakan ringan dan enak dibaca ketika
santai serta bisa menumbuhkan semangat serta tamparan motivasi bagi mahasiswa
yang kuliah hanya sekadar kuliah.
Kekurangan Novel
Novel KBSK
dan KBJB tidak menggunakan catatan
kaki terjemahan sehingga bahasa inggris yang sering digunakan oleh para tokoh
dalam dialognya bagi sebagian orang akan menjadi beban tersendiri bagi sebagian
orang yang kurang dalam memahami bahasa Ingris.
Nah itulah resensi sederhana dari saya. Kalau
ada kesalahan mohon dimaafkan semoga tulisan ini bisa bermanfaat.
Diselesaikan pada
februari ke-10 ditahun 2020 dibawah langit kota bersejarah dikla hati sedang
gundah
Komentar
Posting Komentar