SCENARIO FILPEN Multikultural (TITIK TEMU)


.TITIK TEMU
SCENARIO BY : OBIE BATAMA PUTRA
Diadaptasi dari ide cerita Nur Hikmah
Sinopsis
            Azan berkumandang, sebagian umat muslim sibuk mempersiapkan diri mengahadap Tuhannya. Begitu juga Faiz. Ditengah kekhusyukan shalat, ponsel berdering berkali-kali, tapi sebagai muslim yang taaat, Faiz tak menghiraukannya. Hingga shalat pun usai, 3 panggilan tak terjawab, Alfin.
      Alfin merupakan laki-laki kristiani yang merupakan teman dekat Faiz. Walaupun berbeda agama, mereka tidak pernah debat soal agama. Faiz dan Alfin sebelumnya telah membuat janji untuk berdiskusi disebuah cafe. Faiz terlambat, panggilan Alfin yang berkali-kali membuat Faiz merasa bersalah dan mencoba menghubungi Alfin kembali.
      Faiz bergegas mendatangi caffe tempat pertemuan meraka, di perjalanan ia menjumpai seorang orang tua yang hendak  menyeberang jalan ke Gereja, dengan lapang dada faiz menuntun orang tua itu keseberang ketempat peribadatannya, demikian juga dengan Alfin di perjalanan tadi ia membantu orang yang tengah kepayahan di depan tempat peribadatan meraka yakni kelenteng.
      Sebagai teman, Alfin tidak masalah asal dengan alasan jelas, apalagi karena Shalat. Alfin sudah menunggu, Faiz segera bergegas menuju cafe tempat mereka bertemu. Memang benar, Alfin sudah duduk disana, kini sekali lagi Faiz harus meminta maaf atas keterlambatannya. Alfin memesan 2 porsi makanan kepada penjaga kafe, Faiz pergi ketoilet.
      Setelah beberapa saat, datanglah nenek tua yang meminta sedekah dan mengadu lapar kepada pengunjung. Dicafe lumayan sepi tapi ada dua orang wanita yang nampaknya begitu enggan memberikan secarik uang kepada nenek itu. Nenek itu tak diperdulikan, tapi terus meminta. Dalam sedih hati, nenek beranjak kemeja lainnya. Kini berakhir dimeja Alfin.
      Makanan telah datang, bersama Faiz yang telah kembali dari toilet. Dan Nenek itu benar-benar menyedihkan, tak sampai hati Faiz langsung memberikan maknanan yang dipesan Alfin kepada nenek itu, Alfin tercengang. Nenek bersimpuh berterimakasih, nenek itu benar-bena kelaparan. Kini giliran wanita yang sebelumnya didatangi nenek menjadi iba dan merasa bersalah.
      Alfin tidak jadi mentraktir Faiz, karena jatah makanannya sudah diberikan kepada nenek itu. Kemudian Alfin meminta Faiz kembali memesan, tapi bayar sendiri. Faiz menolak, ternyata Faiz berpusasa. Alfin merasa tidak enak.
      Melihat kebaikan mereka, kini dua wanita tadi mencoba mendatangi meja Alfin dan Faiz. Mereka terkejut ketika Alfin menggumpalkan tangannya untuk berdoa sebelum makan, sebagai kristen Alfin juga merupakan kristen yang taat. Sekarang mereka berempat makan bersama. Setelah makan, mereka semakin akrab. Diskusi mereka tentang sedekah dan agama. Diam-diam penjaga cafe juga tertarik dengan pembicaraan mereka.
      “Tolerasi bukan hanya sekedar agama, bukan sekedar ras,dan bukan sekedar suku, toleransi yang penting yang dibutuhkan setiap agama, suku, dan ras adalah kemanusiaan.” Kutipan pembicaraan faiz membuat Alfin dan dua wanita itu semakin faham. Begitu juga penjaga cafe tersenyum puas.
      CATATAN : SCENARIO DAN SINOPSIS SEDIKIT BERBEDA

SCENE 1.INT – RUANG CAFFE – SORE/ASHAR
       Alfin (22 th) adalah seorang pemuda beragama Krisiani, terlihattengah menunggu temannya sembari mengetik-ngetik tulisan di leptopnya.
ALFIN (V.O )
“kita diciptakan beragam tidak perlu memaksakan untuk seragam,bukan hanya tentang putih dan hitam, kehidupan kita adalah keseluruhan warna-warni yang di ciptakan untuk saling melengkapi. Tak perlu sama untuk saling mengerti dan peduli, kita hanya perlu nurani untuk menyatukan segala perpedaan dan menjadi bangunan yang salaing melengkapi”.
                                       CUT TO FLASHBACK :
SCENE 2. EXT – PELANTARAN KELENTENG – SORE/ASHAR
Seorang pemuda ( Alfin ) berjalan menuju caffe tempat pertemuannya dengan sahabatnya Faiz. Di depan sebuah kelenteng ia melihat ada orang tengah kepayahan memunguti berang bawaanya yang baru saja jatuh. Secepatnya Alfin membantu orang itu.
CUT TO  :
SCENE 2.INT – MASJID – SORE/ASHAR
Faiz (22 th) adalah seorang pemuda beragama Islam yang terbilang taat. Sedang mengahiri shalat ashar.
CUT TO  :
SCENE 3.INT – CAFFE – SORE/ASHAR
       Mengirim pesan kepada Faiz Sahabatnya, lalu meletakan HP-nya lagi dan lanjut mengetik.
CUT TO  :
SCENE 4. EXT – SERAMBI MASJID– SORE/ASHAR
Faiz tengah memasang sepatunya, jamaah yang lain perlahan mulai keluar dari Masjid. Lalu ia berdiri dan memperhatikan layar HP-nya ada notif dari sahabatnya, Alfin. Lalu faiz bergegas.
CUT TO  :

SCENE 5.EXT– DEPAN GEREJA – SORE/ASHAR
Seorang tua buta tampak kesusahan untuk menyeberang jalan karena banyak kendaraan yang berlalu lalang, orang buta ini ingin ke Gereja yang ada di seberang jalan. Faiz yang melihat segera bergegas dan menuntun orang buta itu menyeberang.
                       FAIZ
“Mari pak saya antar keseberang”
 (menyeberang – tiba di depan gereja )
ORANG TUA
“ Terimakasih telah antarkan saya,Mau kegereja juga kan?, mari sama-sama. “
                      FAIZ
“Wah terimakasih pak, Alhamdulillah bapak udah disini dengan selamat. Maaf pak saya Islam, mohon pamit pak, mari”
Faiz bergegas menuju Caffe dan sang orang tua buta itu terdiam beberapa saat.kagum.
CUT TO  :
SCENE 6.INT– CAFFE – SORE/ASHAR
Faiz masuk ke caffe dan melihat Alfin yang baru saja memasukan leptopnya kedalam tas.caffe masih cukup sepi Cuma ada Alfin dan dua orang perempuan yang tengah asik bercerita.
FAIZ
“ Hey Fin, maaf saya telat bro” (sembari mengulurkan tangan – Alfin dan mereka melakukan salam khas mereka)
ALFIN
“ Santuy bro, saya ngerti kok kamu Shalat dulu kan tadi?, harusnya saya juga mikir masa buat janji pas jam orang tengah shalat. Maafin gua bro”
FAIZ
“ Hahaha, seperti kalimat pertama kamu tadi bro, santuy” (mereka pun tertawa, kemudian mereka duduk bersama)
CUT TO  :
SCENE 6.INT– CAFFE – SORE/ASHAR(Jelang magrib, langit senja)     
Faiz dan Alfin pun mengobrol hingga beberapa saat, kemudian datang karyawan caffe itu
                              KARYAWATI
“ Ini buku menunya mas” (sembari memberikan buku menu”
Faiz dan Alfin kemudian memesan
                              ALFIN
“oke mbak, kami berdua mesan ini” (sembari memberikan catatan menu yang akan mereka pesan, kertas di ambil dan karyawati tadi langsung bergegas)
ALFIN
“Faiz, karena kali aku yang ngajak diskusi jadi untuk kali ini aku yang traktir”

                      FAIZ
“ oke terimakasih banyak bro ya, tapi ini atas tawaran kamu ya bro, bukan saya yang minta. Hehe... eh Bentar ya bro, Mau nyetor urin, bentar ya, udah penuh” ( Faiz lalu bergegas)
CUT TO  :
SCENE 6.INT– CAFFE – SORE/ASHAR (Jelang magrib)
Alfin menunggu sembari memainkan HP-nya. Tak berselang lama Karyawati Caffe tadi datang membawakan pesanan.

KARYAWATI
“Ini mas pesannya” (setelah meletakan makanan ia pun bergegas)
Alfin melirik di luar Caffe tampak ada orang yang tengah mengintip-intip, sepertinya gelandangan yang ingin meminta sedekah uang maupun makanan, kepada dua perempuan yang posisi duduk mereka lebih dekat dengan pengemis itu, namun tak sedikitpun tergerak hati untuk memberi.
Tak berselang lama Faiz datang, dan melihat kejadian itu
CUT TO  :
SCENE 6.EXT– CAFFE – SORE/ASHAR (Jelang magrib)
Seorang pengemis kelaparan, mengintip intip orang yang ada di dalam Caffe siapa tahu ada yang berbaik hati memberi uang ataupun makanan kepadanya. Sembari memegang perut yang kelaparan ia terus mencoba memberi syarat untuk di tolong
CUT TO  :
SCENE 7.INT – CAFFE – SORE/ASHAR (Jelang magrib)
Dua orang permpuan itu melirik ke pengemis dan tak hirau
PEREMPUAN I
“ Eh kasih tu, kasian dia kelaparan”
PEREMPUAN II
“ Kamu lah yang ngasih, kan kamu tau kalau dia lagi kelaparan, aku mah ngak tau”
PEREMPUAN I
“ Sama deng, aku juga ngak tau, paling Cuma mau liat liat aja ”
PEREMPUAN II
“ Aku ngak tau, kamu juga ngak tau. Kita ga ada yang tau, jadi ga usah (terpotong)
Faiz mengambil makanan yang telah ia pesan (traktiran Alfin) lalu keluar mengantarkan kepada pengemis itu.
CUT TO  :
SCENE 8.EXT– CAFFE – SORE/ASHAR (Jelang magrib)
Faiz keluar dari caffe lalu memberikan makanannya kepada pengemis itu.
FAIZ
“ini sedekah dari saya, harap diterima ya”
Alfin tiba-tiba ikut keluar lalu mengasihkan juga beberapa lembar uang
      PENGEMIS    
“ Terimakasih banyak, semoga tuhan membalas kebaikan kalian”
CUT TO  :
SCENE 9.INT – CAFFE – SORE/ASHAR (Jelang magrib)
Faiz dan Alfin kembali ketempat duduknya
ALFIN
“Faiz, kenapa makananya kamu kasihkan, kenapa ngak uang aja? Ga jadi deh aku neraktir kamu”
Faiz
“ oh iya (menepuk keningnya) maaf ya Alfin, sepontan aja tadi, dan lagianpun aku juga lagi puasa, rencannya tadi untuk buka puasa”
ALFIN
“ha ..?! kamu puasa, sori bro, aku ngak tau, jadi ga enak aku sama kamu”
FAIZ
“ Ga apa-apa bro, santauy aja. Kali ini aku mesan bayar sendiri untuk buka puasa”
CUT TO  :

SCENE 10.INT – CAFFE – MAGRIB
Obrolan mereka berselang cukup lama, hingga malampun perlahan datang, sayup sayup suara adzan bergema. Alfin sang sedari tadi menahan dahaga untuk tidak minum di depan kawannya yang berpuasa juga ketika adzan bergema ia turut minum bersama Faiz yang tengah berbuka puasa, dan mereka makan bersama sesuai adab berdoa meraka masing-masing.
                                      CUT TO FLASHBACK : 
SCENE 11. INT – RUANG CAFFE – SORE/ASHAR
       Alfin (21 th) adalah seorang pemuda beragama Krisiani, terlihat tengah menunggu temannya sembari mengetik-ngetik tulisan di leptopnya.
ALFIN (V.O )
Toleransi bukan hanya sekedar Agama, Ras, dan Suku juga golongan, namun toleransi yang paling dibutuhkan adalah kemanusiaan
Ketika semuamanusia telah berdamai dengan perbedaan, toleransi telah didirikan maka disitulah, TITIK TEMU”.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH RESENSI SEDERHANA NOVEL MALIK DAN ELSA (1)

RESENSI buku ARAH LANGKAH FIERSA BESARI

RESENSI BUKU TAPAK JEJAK Fiersa Besari