Risalah Rasa terwakilkan kata

RENCANA dan TANYA
Kita memilih sunyi
Hidup dalam tanya
Entah masih sama-sama mendo’a, entah cuma aku saja, entahlah
Hilang kata-kata sapa, tak lagi ada aba-aba
Apakah kita masih dalam rencana?
Apakah ini jalan cerita yang sengaja didesain sedemikian rupa?
Apakah masih ada sosokku dialam lelap itu?
Aku masih menjadi pendo’a
Sendiri bersama tanya, tanpa terniat untuk jadi pendosa
Kau adalah  salah satu bunga do’a teristimewa
Meski kadang terlewatkan
Namun kau tak pernah terlupakan
Masihkah kita hidup dalam rasa?
Lenyap tanpa cerita apakah rencana?
Mengikis perlahan supaya lupa, hingga luka tak terlalu menganga
Semestaku luluh lantak
Dari semenjak kau mampu membuatku luluh
Tak ada yang ku kedepankan
Dari sosok sederhana berjuta kekurangan
Kecil aku dikalanganmu
Barangkali aku hanya duri untuk menjeda dari langkah suatu yang pasti
Ku anggap dia benalu, barangkali dalam cerita ini sosok itu adalah aku
Bagaimanapun jadinya
Kuharap apa yang terjalani ini tidak sia-sia
Setidaknya kau hidup dalam warna dan kata-kata
Mashur sebagai sebuah cerita
Terganas sebagai yang punya daya
Bagaimanapun nantinya
Kuharap setidaknya kita, aku, kau dan dia tetap baik baik saja
Kita adalah lakon dengan masing-masing sudut pandang yang berbeda 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH RESENSI SEDERHANA NOVEL MALIK DAN ELSA (1)

RESENSI buku ARAH LANGKAH FIERSA BESARI

RESENSI BUKU TAPAK JEJAK Fiersa Besari